Diera modern ini, perusahaan yang sudah sangat maju mungkin sudah meninggalkan teknik masking. Terlebih lagi sejak adanya CTP yang mampu membuat plate dengan tingkat kebersihan 100%. Berbeda dengan CTP, pada proses manual masih sangat banyak kekurangannya. Salah satunya adalah terdapat banyak baret pada film. Hal ini disebabkan ketidak hati-hatian saat memotong film atau ada kotoran yang berada dibawah film sehingga menggores bagian emulsinya.
Namun diluar itu, ada juga cetakan yang filmnya tidak banyak. Hanya satu up. Dan untuk dapat diproses cetak, maka film tersebut perlu digandakan dengan cara mengkopi. Setelah proses kopi, baru dapat dipasang ke astralon dengan catatan memasangnya satu per satu seperti susun huruf. Proses seperti ini selain memliki resiko mis register pada proses pond juga sangat merepotkan pada proses ekspose.
Banyaknya guratan (hasil potongan) akan menyebabkan plate menjadi kotor. Untuk membersihkannya memerlukan waktu yang tidak sedikit. Jika hasil potongan bagus mungkin proses membersihkan ini tidak terlalu sulit tetapi jika hasil potongan kurang rapih, maka untuk membershikan satu film saja dibutuhkan waktu hingga 15 menit. Hitungannya, pembuatan plate sampai selesai (siap pakai) adalah 5 menit. Dengan demikian proses ini akan memperlama seorang pekerja selama 10 menit. Jika satu job membutuhkan 5 plate, maka sudah 1 jam terkuras hanya untuk membersihkan plate.
Dari sini lah muncul istilah masking atau menutup bagian mencetak dan menyinari ulang bagian (potonganan film) agar hilang saat proses pencucian plate.
Saya akan menjelaskannya dengan menggunakan gambar.
Keterangan gambar :
1. Film dibawah astralon dalam keadaan terbaca.
2. Astralon.
3. Color bar (dari solatip merah)
4. Garis potong
5. Plate
6. Pin bar.
Pada gambar diatas, pada saat ada sinar maka bagian yang tertutup hanya yang berwarna hitam (film). Sementara, garis potong tersebut nantinya juga akan ikut menutupi plate sepanjang garis itu sendiri. Sehingga, saat selesai proses pencucian hasilnya kurang lebih sebagai berikut.
Color bar pada proses mounting manual dibuat dengan menggunakan solatip merah. Warna merah tidak dapat ditembus oleh sinar ultraviolet sehingga pada ilustrasi plate diatas color barnya tetap ada. Lalu film tetap ada dan garis potong menyisakan sedikit sekali bagian mencetak. Nantinya semua yang berwarna hijau tersebut dapat mengambil tinta, akibatnya adalah pada saat proses pond atau proses finishing lainnya akan ada kotoran pada hasil jadinya. Itulah tujuannya dibuat image remover, yaitu untuk menghilangkan bagian yang tidak diperlukan dari plate.
Namun sekali lagi, proses tersebut memakan waktu yang sangat panjang dan pada pengerjaannya saya pribadi cukup mengalami kesulitan jika goresan terlalu banyak. Oleh karena itu kita akan menutup bagian film, dan color bar dengan solatip merah dan mengeksposnya sekali lagi agar garis potongan film tersebut hilang.
Prosesnya kurang lebih sebagai berikut.
Yang perlu diperhatikan adalah, tidak boleh ada bagian cetak yang keluar (tidak tertutup oleh solatip merah). Karena jika iya maka bagian tersebut akan rontok terkena sinar UV.
Pada gambar diatas, semua bagian mencetak ditutup dengan solatip merah kecuali garisnya. Setelah diekspose maka hanya garis saja yang akan hilang sementara bagian yang tertutup akan tetap ada. Begitulah gambaran proses masking. Dengan cara ini, satu pekerjaan yang memakan waktu hingga bermenit-menit bisa dihilangkan.
0 Response to "Teknik masking dalam proses mounting"
Post a Comment