Lembar mounting atau hasil akhir dari proses imposisi tersebut harus selalu diberi nama, terutama jika perusahaan percetakannya sudah cukup besar dan memiliki banyak sekali job. Nama itu penting. Tanpanya kita tidak bisa membedakan siapa A dan siapa B. Atau, jika semua orang memiliki nama yang sama, sudah pasti saat kita memanggil, yang menengok lebih dari satu. Begitu juga dalam proses finishing mountage. Hatus selalu diberi nama.
Banyaknya daftar pekerjaan
Sebuah percetakan yang tahu tentang ini pasti tidak akan melewatkannya. Tapi ada saja yang kedul, tidak melakukannya. Dan ini akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Kode job yang mirip
Ada beberapa perusahaan klien dari percetakan yang memiliki produk dengan nomer seri atau kode. Cetakannya sama, bentuk dan designnya semua tidak berbeda. Kecuali hanya pada nomer serinya saja. Yang lebih parah, nomer seri tersebut juga mirip. Misalnya anggap saja saya punya kode : 018E21F lalu saya punya satu lagi dengan kode : 018E12F. Hanya bertukar posisi antara nomer 1 dan 2 tetapi produk sudah berbeda. Inilah mengapa penamaan begitu penting.
Kriteria Penamaan lembar mounting yang baik dan benar
Penamaan haruslah lengkap. Tidak boleh setengah jadi atau dikerjakan asal-asalan. Dan menurut saya, penamaan yang terbaik haruslah menyertakan :
- Nama job sesuai SPK
- Kode Internal/Eksternal
- Keterangan (bisa seperti pemberitahuan film A harus over expose/ under expose).
- Warna (CMYK+Khusus jika ada)
Masalah yang timbul bila penamaan tidak dilakukan
Meskipun sederhana, tidak dilakukannya penamaan dapat menimbulkan masalah yang besar. Bahkan sampai pemutusan hubungan kerja. Penamaan bahkan selain dari kriteria diatas ada juga yang ditaruh didekat cetakan. Dipinggir/ diatas. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan akibat tidak terlihatnya nama pada plate. Dan berikut ini adalah beberapa masalah yang terjadi bila tidak ada penamaan.
a. Salah pengambilan plate
Pengambilan plate adalah salah satu proses yang dilakukan divisi cetak dengan divisi plate making. Jika kode barang sangat mirip dan tidak ada nama maka bisa terjadi salah ambil. Dan kadang sampai sudah tercetak semua. Saya pernah mengalami, teman yang di phk karena hal sepele ini. uang puluhan juta melayang tak bersisa hanya karena salah ambil plate yang dikarenakan tak ada nama.
b. Salah ekspose
Meskipun kesalahan ini ringan, tetapi jika kita melihat harga plate yang satu lembarnya bisa 50 rb maka satu kali salah ekspose kita sudah merugikan perusahaan sebesar 50 ribu. Jika satu harinya ada 3 plate yang salah dan satu bulannya jika ditotal sampai 20 plate. Maka sudah sampai ke angka 1 juta. Bukan sesuatu yang sedikit. Penamaan yang benar adalah nama yang lengkap tidak ada kurang dari SPK. Jika perintah SPK adalah ABC maka pada lembar mounting harus ditulis ABC.
c. Salah penumpukan kertas
Bisa saja, nama tidak ada dan tidak terjadi masalah saat cetak. Tetapi proses selanjutnya seperti hal yang sesederhana menumpuk kertas saja itu bisa terjadi kesalahan. Akibatnya adalah pada saat porses finishing seperti pond/dusting/blister/wb dan sebagainya mengalami masalah. Atau yang cukup sering terjadi adalah saat proses kopek. Atau pencabutan kertas hasil pond. Jika divisi tersebut tidak hati-hati, maka cetakan akan tercampur dan ketika sudah sampai sortir mereka akan kebingungan karena hasil kopek yang acak-acakan.
0 Response to "Pentingnya penamaan lembar mounting"
Post a Comment